Proyek 959 Juta Pada Kegiatan DPT Cisalopa-Pasir Buncir Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi

Bogor|MMC, Jabar – Proyek yang dibiayai APBD Kabupaten Bogor tahun 2020 sebesar Rp959 juta pada kegiatan Dinding Penahan Tanah (DPT) di ruas Jalan Cisalopa – Pasir Buncir, Kecamatan Caringin, diduga menggunakan besi yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Hal ini berdasarkan dari hasil telusur awak media di lapangan. Dimana, DPT dengan metode pondasi sumuran ini menggunakan besi tanpa ada kode kekuatan lentur seperti TS (Tulangan Sirip) dan TP (Tulangan Polos) pada setiap batangnya.

Pelaksana pada kegiatan proyek, H. Rukmana saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan elektronik memberikan keterangan bahwasanya sudah ada sertifikat serta hasil uji.

“Maaf bang sebelumnya, kantor beli dari pabrik udah ada sertifikatnya dan udah ada hasil uji nya bang dan di setujui sama pengawas,” katanya kepada wartawan, Kamis (06/10/22).

Terpisah, Ade, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek pembangunan DPT tersebut ketika dikonfirmasi dengan hal yang sama mengatakan, terkait ini, saya mengacu kepada sertifikat dari perusahaan dan hasil Uji Lab, kalau besi tersebut sudah sesuai spek, dan yang terpasang sudah sesuai dengan gambar dan spek, baik ukuran dan juga yang bersirip atau yang polos.

“Yang pasti terpasang sudah sesuai spek dalam kontrak, baik ukuran, kuat tarik, bersirip dan yang polosnya. Ini sesuai dengan sertifikat dari perusahaan dan juga hasil uji lab,” kata Ade.

Namun ketika dipertegas terkait apakah penggunaan besi tanpa ada kode TS dan TP sudah sesuai dengan ketentuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Direksi, Ade menjawab tidak sesuai substansi pertanyaan.

“Kan acuan saya spek,” jawab PPK singkat.

Selain tidak adanya kode kekuatan lentur (TS dan TP) pada besi yang digunakan, diduga jarak ring (sengkang) pada pembesian kolam tidak sesuai dengan gambar rencana dan tentunya tidak sesuai spek.

Dikutip dari berbagai sumber, TS dan TP yang tertera pada setiap batang besi merupakan kode titik luluh (yield strength). Saat ini, besi beton polos hanya mempunyai satu kelas titik luluh yakni TP 280 (Tulangan polos, 280 MPa). Sedangkan besi beton ulir memiliki enam kelas. Namun dua kelas yang umum dan sering digunakan adalah TS 280 (Tulangan sirip, 280 MPa dan Tulangan sirip, 420 MPa). Jadi, semakin tinggi tingkat MPa dari suatu besi beton, maka semakin tinggi titik luluhnya, atau mudahnya, semakin besar tingkat MPa suatu besi beton sejalan dengan semakin baik kualitas suatu besi beton.

Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 2052:2017 merupakan revisi dari SNI 2052:2014 dengan judul ” Baja Tulangan Beton ” juga dijelaskan pada poin 10 yaitu Syarat Penandaan; 10.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul (emboss) yang menunjukkan merek pabrik pembuat dan ukuran diameter nominal.10.2 Setiap batang baja tulangan beton sesuai dengan standar harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 7.10.3 Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *