CBA Nilai Proyek Rehabilitasi Kantor Desa Tegalwangi Diduga Rawan Penyimpangan 

admin
Img 20220326 Wa0048

BOGOR | MMC, Jabar – Pengamat dari Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman menilai proyek rehabilitasi kantor desa yang dibiayai oleh bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat tahun 2021 senilai Rp68.100.000,- di Desa Tegalwangi, Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor diduga rawan penyimpangan.

Menurut Jajang, proyek rehabilitasi Desa Tegalwangi jika dianalisa berdasarkan analisa potensi penyimpangan banyak catatan merah.

“Pertama dari waktu pengerjaan proyek dilaksanakan di kuartal 4 bulan Desember akhir tahun, ini diduga sangat rawan penyimpangan,” ucap Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (26/3/2022).

Kemudian transparansi, lanjut Jajang, proyek ini karena di bawah Rp200 juta biasanya pake penunjukan langsung, hal ini sulit diawasi publik sehingga potensi penyimpangannya sangat tinggi.

“Terakhir proyek ini terbukti mangkrak, dan terbukti pihak penanggung jawab proyek tidak bisa menjelaskan spesifikasi pengerjaan kepada publik,” ucap Jajang.

“Atas catatan di atas, diharapkan pihak berwenang segera melakukan pemeriksaan terkait proyek tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya, setelah diberitakan oleh wartawan MMC NEWS.ID, proyek rehabilitasi kantor desa yang sempat molor akhirnya diselesaikan oleh Pemerintah Desa Tegalwangi.

Selain itu, kegiatan rehabilitasi kantor Desa Tegalwangi pernah melawati dari jadwal waktu pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan keterangan dari papan informasi kegiatan, pelaksanaan rehabilitasi kantor Desa Tegalwangi lama pekerjaan 20 hari kerja.

Proyek yang dikerjakan pada bulan Desember  2021 itu dibenarkan oleh tim pelaksana kegiatan (TPK) Aceng Ismat.

“Desember bang,” kata Aceng dikonfirmasi melalui pesan singkat via WhatsApp, Kamis (24/2/2022).

Menanggapi pembangunan yang melewati jadwal dari waktu pelaksanaan Aceng hanya memberikan keterangan secara singkat.

“Itu semua dirubuhkn. Kenapa lama karena kita ada cor bang jadi nunggu waktu jeda nunggu kering,” terangnya.

Sementara Aceng tidak bisa menjelaskan mengenai komponen apa saja yang dibelanjakan oleh pemerintah desa.(Dery)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *